Saturday, December 5, 2009

aku takut dekati drimu....
karena hawa nafsuku..
tanpa ada ikatan......

1 comment:

  1. Imperialisme dan Posisinya
    Pada tanggal 1 Mei seluruh kelas buruh dan rakyat bekerja di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sudah dipastikan akan merayakan satu peristiwa bersejarah dalam tradisi berjuang yang sengit terhadap kelas penghisap dan penindas. Peristiwa itu adalah perayaan Hari Buruh se-Dunia yang selalu diperingati secara meriah melalui berbagai aksi protes dalam bentuk demonstrasi, seminar, rapat-rapat akbar, diskusi terbuka serta dalam berbagai ragam aktivitas lainnya yang serupa. Tujuan umum dari keseluruhan kegiatan politik ini di manapun di berbagai belahan dunia adalah sama, yaitu ingin memperjuangkan hak-hak dasar ekonomi, sosial, maupun politik yang selama ini dirampas dan dicampakkan oleh kaum borjuis.

    Perayaan ini sendiri pada situasi sekarang memiliki arti yang istimewa dan strategis. Keistimewaan ini terletak pada saat perayaan itu akan dilangsungkan. Dunia dan sistem ekonomi Kapitalisme (globalisasi Imperialisme) sedang mengalami krisis yang luar biasa dan membawa dampak sangat buruk terhadap kehidupan kelas buruh, kelas pekerja, kaum tani, serta terhadap berbagai golongan rakyat tertindas lainnya. Banyak dari industri yang dimaksud tersebut dipaksa mengurangi produksi, bahkan banyak yang telah jatuh bangkrut. Tentu saja, pihak yang paling menanggung beban atas krisis ini adalah kelas buruh. Banyak kelas buruh, klas pekerja termasuk kaum tani dan rakyat tertindas lainnya terus dibelenggu dan didesak sampai tidak ada tempat lagi untuk mengembangkan kehidupannya.
    Bahkan pada situasi krisis saat ini, kelas buruh, kezlas pekerja (termasuk kaum tani) serta golongan rakyat lainnya semakin ditekan, dan kaum Imperialisme dunia maupun rezim reaksioner dalam negeri melalui berbagai langkah ekonomi dan politiknya untuk menyelamatkan dirinya dari terpaan krisis justru melempar beban krisis itu ke pundak para klas buruh, klas pekerja (termasuk kaum tani) dan kepada seluruh rakyat tertindas lainnya. Dengan demikian, situasi ini pasti akan menciptakan syarat-syarat yang lebih matang bagi perjuangan yang sengit antara klas buruh, kaum tani dan golongan rakyat tertindas lainnya melawan Imperialisme, Feodalisme dan para Kapitalisme birokrat di Indonesia.
    Untuk itu, peringatan momentum May Day di Indonesia hendaknya tidak hanya mencerminkan perjuangan dari klas buruh semata, tetapi lebih dari itu adalah perjuangan yang seharusnya dilakukan oleh seluruh rakyat tertindas di Indonesia, dengan aliansi dasar klas buruh dan kaum tani. Kita melihat penindasan yang begitu hebat dialami oleh rakyat saat ini adalah akibat dari maraknya kekuatan Imperialisme asing di Indonesia yang masuk dan kokoh berdiri atas bantuan para pembantunya para borjuasi besar komprador yang saat ini di bawah pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono dan Budiono (SBY - Budiono). Sebagai bawahan atau boneka Imperialis tentu SBY-Budiono harus menuruti segala kehendak tuan Imperialisnya yaitu AS. Di bawah rejim penghamba Imperialis inilah rakyat Indonesia terus dihimpit dengan berbagai penghisapan dan penindasan. Berbagai cara digunakan untuk menyenangkan tuan Imperialisnya, kita memahami bahwa Imperialisme sangat bernafsu pada kekayaan yang dimiliki Indonesia, mulai dari bahan tambang, sumber bahan mentah untuk Industri sampai pada jumlah penduduk yang sangat cocok untuk pasar bahkan untuk penyedia tenaga kerja/buruh.

    ReplyDelete